Musim hujan telah mulai dan
Jakartapun mulai dengan
banjirnya. Macet ada di mana-
mana. Tanpa sadar aku terjebak
kemacetan di jalan Radio Dalam.
Wah, kalau nggak sabar bisa emosi nih, apalagi bila pedal
koplingku cukup keras.
Seharusnya aku belok kiri arah
LB. Segera aku belokkan ke arah
kanan menuju KL. Biasa, ke
tempat menghilangkan "tekanan" yang ada di tubuhku,
selagi kemacetan di mana-mana. Segera ku parkirkan gerobak
tuaku. Tampak cukup banyak
mobil yang di tempat parkir.
Melihat kondisi seperti ini,
kemungkinan besar sekitar jam
1200-1400 (SAL/sex after lunch) dan 1600-1800 (nunggu sepinya
jalan pulang) merupakan jam
kencan, sedangkan untuk
tangggalnya berkisar 27-10
(tanggal gajian???). Segera aku
ke ruang resepsionis. "Selamat malam pak," sapa
mbak Yxxx, dengan senyumnya
yang khas.
"Malam juga," jawabku.
"Dengan siapa pak? Ini yang
baru namanya Nxxx," katanya dengan membuka album yang
ada di meja dan membalikkan
halaman terakhir. Karena setiap
aku ke sini selalu aku berikan tip,
jadi tanpa tanya aku sudah
diberikan semacam "special offer".
Kuperhatikan wajahnya.
Memang cukup cantik, tapi
melihat jam segini, biasanya
yang cantik sudah cukup lelah
kerja. Saking banyaknya pesanan, paling tidak sudah dua
atau tiga tamu. Kalau satu tamu
minta nambah rata-rata sekali,
artinya minimal satu tamu dua
kali main. Kan tinggal hitung,
sudah berapa operation-hour- nya? (padahal kalau sama
pasangannya, untuk nambah aja
alasan capek, tapi kalau sama
WP bisa lebih dari satu kali.)
Kalau tamu lain kemungkinan
akan disodorkan WP yang belum dapat tamu dari tadi siang, tapi
karena aku mendapatkan
"special offer", jadi punya
"right" untuk memilih, walaupun
WP yang aku pilih sudah dapat
tamu banyak. "Mbak, ada nggak yang belum
mendapatkan tamu seharian?"
tanyaku, untuk mencoba 'menu'
lainnya, yakni memilih WP yang
masih bertenaga dan penuh
harap untuk mendapatkan tamu dari tadi siang.
"Ada. Mbak Axx dan mbak
Rxxx," jawabnya.
"Ciri-cirinya gimana?" tanyaku
lagi.
"Kalau mbak Axx memang bisa pijat beneran dan sedikit
berumur. Kalau mbak Axx
orangnya kecil, masih muda,
Sunda, baik orangnya,"
jawabnya lagi.
"Ya iya lah mbak. Kalau nggak baik ya ke Cipinang nemenin
temannya Ricardo Gelael," jawab
ku.
Dianya senyum aja menanggapi
candaku.
"Ya sudah, saya pilih mbak Rxxx. Saya langsung ke kamar
yah," jawabku. Dia nggak
menanyakan kamar vip atau
regular, sebab dia sudah tahu
"kebiasaanku". Dengan diantar roomboy saya
langsung menuju kamar. Waduh,
my favourite room sudah terisi.
Yah, terpaksa dapat sisa yang
ada di bagian pojok belakang.
Dengan masih mengenakan pakaian lengkap saya duduk di
kursi plastik biru yang ada.
Roomboy menutup tirai kamar. "Selamat malam pak," sapa
mbak Rxxx.
"Malam mbak," jawabku. Dia
meletakkan peralatan standard-
nya (sprei baru, handuk, sabun,
kimono) ke tempat tidur, kemudian mengambil sepatuku
untuk diletakkan di bawah tirai
penutup kamar (sebagai tanda
bahwa kamar ini ada isinya/agar
jangan salah kamar, karena
sepatu merupakan id-room, kalau nanti ke kamar mandi).
Karena meletakkannya sambil
nungging, jadi rok span ketatnya
ketarik. Nampak celana dalam
warna hijau muda. Kemudian
meletakkan pantatnya di atas kasur. Beberapa saat setelah
duduk tampak cd warna hijau
muda bordiran tepat di bagian
garis "penalty" banyak lubang
seperti kain kasa, dan... "Ke sini sama temannya, pak?"
tanya nya, sebab aku masuk ke
kamar bersamaan dengan orang
lain sehingga saat memanggil
WP di kamar kerja terdengar
dua nama WP. Ini merupakan "herstdqst".
"Nggak. Sendirian," jawabku,
sambil memandangnya.
"Sudah pernah ke sini?"
tanyanya lagi, sambil membuang
muka, melihat ubin, yang bentuk dan jumlahnya selalu sama.
"Belum," jawabku. Sekali-kali
boleh dong bohong. Sambil tetap
memandangnya, ternyata ada
juga toh Sunda yang nggak
putih, dalam hatiku (bukan hitam, tolong dibedakan).
Tampak wajahnya masih
meninggalkan "sisa-sisa"
kecantikannya.
"Gimana pak, mau dipijat
apa ... ?" tanyanya tidak diteruskan, tapi malah
tersenyum. Mengingat di sebelah
kamar terdengar suara mendesis
dan suara seperti tepukan
tangan (lebih tepatnya
beradunya empat pangkal paha/ kan satu orang punya dua). "Aku mau seperti yang di
sebelah," jawabku.
"Ya siapa takut," jawabnya
segera, dan turun dari tempat
tidur menghampiriku untuk
mencoba merangsangku. Wah, nggak sabaran nih!!.
"Tolong kamu duduk aja dulu di
tempat tidur."
Sambil kuperhatikan wajahnya,
kali ini dia memandang ke atas,
yang jelas tidak menghitung jumlah kotak yang ada di plafon.
Karena urat leher ketarik,
nampak bahwa dia tidak
menggunakan bra, sebab terlihat
putingnya. Mungkin ini
strateginya untuk memancing hasrat tanpa menyentuhku.
Kalau pemula mungkin dari tadi
nih WP sudah ditabrak. Tapi dia
bukan tipe togepasar; TOket
GEde PAntat beSAR; aku sedikit
bingung dengan tubuh wanita; kalau pantatnya besar kadang
perutnya ikut-ikutan besar alias
jibrut,. "Kamu udah berkeluarga?"
tanyaku, keluar juga deh
'mystdqst'
"sudah, tapi cerai" tatapannya
ke arahku, tapi tidak lama, ke
bawah lagi. "punya anak" tanyaku lagi
"sudah satu" jawabnya, dengan
tatapan tetap ke bawah
"umur berapa?" tanyaku
"empat tahun" jawabnya
"umurmu berapa" tanyaku "dua puluh lima" jawabnya,
sambil memandangku lagi
dengan sorot mata yang tenang
tanpa 'kedip', nampak wajahnya
lebih tua dari usianya, atau
mungkin ingin memudakan usia, tapi kalau melihat sorot matanya
dan ketenangannya tak nampak
bahwa dia membohongiku.
"aslinya mana?" tanyaku
"sukabumi" jawabnya "gimana ramai tamunya, kan
tanggal muda" tanyaku lagi
"yah ramai sih mas, tapi buat
yang dapat tamu" jawabnya
"kalau kamu sendiri gimana"
tanyaku "saya baru dapat ya mas ini"
jawabnya, wah untuk
membuktikan kita perlu cek
fisik, tapi nanti!!, wah panggilan
sudah berubah dari 'pak' ke
'mas', membuat aku jadi lebih muda aja, atau membuat
suasana menjadi lebih akrab.
"coba kamu ke sini" panggilku,
dia menghampiriku dan
berusaha mendekatkan bd ke
wajahku sambil tangannya menggapai saklar lampu,
mungkin kurang pd.
"tolong, jangan di matikan
lampunya" ucapku, dia menarik
kembali tangannya
setelah dia mundur beberpa centi, aku perhatikan di kantong
blazer, sebelah kiri ada body-
lotion dan dua karet pelampung,
habis bentuknya di gulung dan
berbentuk seperti pelampung,
sutra dengan warna millenium, sebelah kanan kotak kecil
kosmetik dan selembar uang
$20. "kenapa karetnya koq bawa
dua?" tanyaku
"iya kalau nanti tamunya minta
nambah kan nggak bolak balik
ke belakang" jawabnya
"kalau itu yang di botol buat apa" tanyaku, seperti pemula.
"buat tamu yang nggak pengen
main, Cuma dikocokin aja"
jawabnya
"kamu bawa uang, apa nggak
takut kalau kamu lagi kebelakang, terus diambil sama
tamunya yang iseng"
"ya pasrah aja, mas"
"buat apa sih bawa uang, buat
kembalian" candaku
"bisa aja mas, nggak buat pegangannya aja" jawabnya,
seperti menyembunyikan
sesuatu
"ada yang pernah bilang sama
saya kalau belum dapat tamu,
maka diletakkan uang sebagai pancingan agar mendapatkan
tamu, bener nggak sih?" tanyaku
"nah, tuh udah tahu nanya !!"
jawabnya sambil tersenyum
malu, wah kalau gitu nggak
perlu cek fisik, ini sudah terbukti, kadang dengan guyon,
kejujuran akan tampak.
"mbak pernah ke pasar
tradisional nggak?" tanyaku,
buat ngeledek dia
"pernah lah, masak ibu rumah tangga nggak pernah" jawabnya,
bener juga walau profesi wp,
tetap dia sebagai ibu rt sekaligus
komandan rt(kan janda)
"pernah nggak lihat pedagang
yang sedang jualan kalau belum laku, terus kalau dagangannya
laku pertama kali, apa yang dia
kerjakan?" tanyaku lagi
"apa yah, yah senenglah"
jawabnya
"ya itu kan perasaannya, tapi yang dikerjakan apa" cecarku
"nggak tahu" jawabnya singkat
"dia akan memukulkan uang
yang didapat ke semua barang
dagangannya" jawabku
"terus" tanyanya bingung "nah kalau kamu apa yang kamu
lakukan, apa seperti pedagang
tadi, memukulkan uang ke sini,
ke sini, dan ke sini" tanyaku
sambil menunjuk vag, bd, dan
mulutnya Tahu kalau aku jebak dia
tersenyum lebar dengan
menampakkan gigi indahnya dan
tampak lesung pipitnya.
"mas ini humoris" celetuknya
"habisan kamu meletakkan uang di saku sebagai pancingan
seperti pedagang aja" ledekku
"habis kata teman-teman gitu,
yah apa salahnya aku ikutin aja"
jawabnya
"tapi nggak apa-apa sih mbak, saya pernah lihat pramuniaga
yang jualan parfum dan baju di
sarinah blok M juga begitu, tahu
kalau aku perhatikan, si mbak
pramuniaga Cuma senyum, dan
bilang - penglaris pak" "mas, aku mau kencing dulu
yah?" ijinnya
"boleh, tapi saya ikut yah?"
tanyaku
"boleh, ayo" jawabnya
Sambil membawa handuk dan sabun, kita keluar kamar. Saat
menuju ke kamar mandi, tampak
ada beberapa wp dan tamu,
mungkin akan masuk atau
keluar, ada beberapa wp yang
menyapaku (wah terbongkar deh bohongku tadi)
Setelah masuk ke kamar mandi
dan menutup tirai plastik "katanya belum pernah, koq
mbak Mxxx, mbak Ixxxx dan
mbak Exxx, kenal si mas"
ucapnya dengan tenang dan
pelan, serta melorotkan cd-nya,
bagus juga dia negor nggak di depan tamu atau wp, biarpun wp
masih punya etika, nggak kayak
big boss, yang suka negor
kadang ada teman atau client.
Coba bos gue negor-nya di
kamar mandi sambil melorotin cd-nya, kan enak (he he he). Untuk menutupi suara desis
melengking air kencing yang
keluar (seperti turbocharger-
nya ferrari/mc larren; akhirnya
schumi menang sebelum selesai,
gimana tahun 2001, pegang siapa Wir?, saya tetap pegang
schumi, taruhan vcd yuk? (how
your promise ?) dia menyiram
shower ke arah vag-nya. Yang
membuat saya bertanya dalam
hati, mengapa posisi kencing dan melorotkan cd-nya koq tidak
berhadapan atau
membelakangiku? Malu atau ada
yang ditutupi? Setelah selesai kencing, cd-nya
tidak dipakai tetapi dijepit di
ketiaknya ? (wah kalau gitu aku
harus menghentikan
kebiasaanku mencium ketiak,
kalau ternyata sering dibuat njepit cd!!) "mas, aku kan malu kencing koq
di lihatin" katanya
"yah sudah selesai, baru
complain!" jawabku
"habis kebelet, mas nggak
kencing" ucapnya "iya deh sekalian diberisihin"
jawabku, sambil melepas cp+cd
dan kugantungkan di tembok,
setelah itu akupun kencing, dia
ngelihatin punyaku, yah karena
lagi kencing yah lagi mengecil (padahal sudah lihat vag-nya),
setelah selesai kencing, dia
menyiram dengan air shower
sambil mengatur ke dua kran
agar mendapatkan air hangat,
setelah itu diberi sabun rudal dan sekitarnya tampak rudalku
mengalami perubahan volume
akibat sentuhannya, busa telah
menutupi rudal beserta bulu
lebatnya, kemudian diambil
shower untuk menyirami rudalku dan , "aduh" teriakku pelan
"maaf mas" jawabnya sambil
segera mengarahkan pancuran
air shower ke tembok dan
memutar kran air panas
"mbak kalau niatnya membersihkan kuman jangan
merontokkan buluku dong,
emang punyaku seperti ayam
potong, mau dibubutin
bulunya !!!" tegurku
"iya deh, air showenyakan panas sendiri" jawabnya
"tapi dicoba dulu dong ditangan
jangan langsung tembak ke
perangkat lunakku" jawabku
nggak mau kalah
"iya deh, yuk ke kamar" rayunya.
Nah bingung deh lupa bawa
kimono, masak pakai celana lagi,
yah sudah aku pakai handuk
+baju, dan celana dia yang bawa,
sementara cd-nya tetap di ketiak???? Setelah masuk kamar, aku
segera melepas baju dan tidur,
koq dia belum datang, padahal
dia kan dibelakangku tadi, nggak
lama dia datang dan melepas
kaosnya, tampak bd tanpa bra sekitar 34 tanpa bra (betulkan
my preview), kemudian melepas
rok-nya, oh iya lupa kan belum
ada kesepakatan, sebelum lebih
jauh lebih baik kita membuat LOI
dulu sambil bobo berdua. "kalau seperti disebelah berapa
tarifnya?" tanyaku
"biasanya $150 ada juga yang
ngasih $200" keluar deh harga
penawaran tanpa discount dan
ppn+pbm+pph "kalau pakai mulut berapa?"
"$100" jawabnya singkat
"kalau pakai cream" tanyaku lagi
"$50, mas wartawan yah, nanya
mulu kapan mulainya" jawabnya
"nggak gitu dari pada nanti kamu protes, kalau gitu $150 itu
dua kali dong, kan karetnya ada
dua" ledekku
"enak aja, yah enggak lah, kalau
nambah yah jadi $200" jawabnya
"kalau gitu aku tambahnya aja deh, kan Cuma $50 selisihnya"
ledekku lagi
"dasar, maunya yang murah"
jawabnya
"ya kan pembeli cari yang enak
dan murah, itu lumrah mbak" jawabku
"emangya saya apaan" jawabnya
ketus, wah bisa emosi nih dia,
harus segera dinetralisir "sorry, saya bercanda, ya sudah
saya ambil yang $150 nggak
main tapi nambah"
"koq begitu" jawabnya, sambil
bibirnya agak monyong, aku
tersenyum "kenapa ketawa" tanyanya
"nggak kamu spt leysus"
nanyanya
"sial" setelah LOI disepakati
mulailah aku tidur miring, dan
terdengar lagu india yang lagi populer, wah jarang lho ppt
pakai lagu india, jangan-jangan
special-order dari pengunjung.
"mbak tahu nggak judul lagu
ini?" tanyaku
"kuch kuch hota hai" jawabnya "salah, yang benar kucek kucek
kutange (k3)" jawabku sambil
ngucek bdnya, sekilas kebayang
wajah penyanyinya 1D dan
1hraff, kalau ngebayangin 1D
kan bibirnya ada kumis tipisnya tuh, tapi nggak menjamin kalau
showroom-nya berkumis lantas
bengkelnya lebat,
kemungkinannya yang besar
adalah bayangin bentuk/
diameter mulut/bibirnya nah kira-kira, tahu kan yang aku
maksud.
"mas ini humoris, kalem,
bisanyanya suka main 'keras'
yah?"
"nggak juga, jangan lihat penampilan, dong" Setelah bosan k3,
"mas hisap dong, aku cepat
terangsang kalau dihisap"
perintahnya untuk menghisap
bd-nya
"nggak ah" jawabku "kenapa, jelek yah?" tanyanya,
wah gimana cara jawabnya agar
dia nggak tersinggung
"nggak aku masih kecilnya udah
bosen, selama tiga tahun, pagi-
siangsore-malam, jadi yang lain aja" jawabku asal, buat yang
sering hisap bd, mungkin
kecilnya minum susu formula,
makanya ingin cari tahu gimana
sih rasanya hisap susu asi. Kemudian, aku turun kulihat
bulu bawahnya seperti dicukur,
disisakan bagian atas garis
penalty dan panjang serta kasar,
bentuknya seperti rambut-
atasnya david tua atau don king, "kenapa koq, dicukur?" tanyaku
"habis lebat banget, kadang
kalau lagi main suka ikut masuk
khan jadi agak sakit"
jawabnya, tampak agak hitam
disekitar bagian luar, sepertinya tinggi freq ml-nya (ml bukan
minta lagu, emang prambors),
dari bentuk lipsnya tampak
kalau hari ini belum kemasukkan
rudal (artinya benar dia tidak
bohong dong) aku mencoba menguakkan ke dua pahanya
untuk melihat bentuk vag-nya
lebih dalam, ternyata benar dia
sudah pernah melahirkan, ada
bekas jahitan halus antara vag
dan anus, dan tampak didalam lubangnya banyak benjolan
daging kecil-kecil, aku coba
memasukkan jari ku, ternyata
masih kering, berarti dia belum
on. "eh eh" erangnya
"jangan akting, aku senang yang
alami" tegurku, dia diam, dan
mulai me-massage bd-nya
sendiri (sepertinya dia tipe DIAN;
DIapain Aja eNak), sambil lidahnya melet keluar masuk,
aku coba me-massage clitnya,
dia mulai goyang perlahan, dan
makin lama makin cepat, tetapi
"wet-sensor" ku mengatakan
masih "low", aku coba meraba pantat bagian belakang, terasa
ada permukaan yang tidak rata
(semacam kerak; pantes tadi
kencingnya nggak berani
memunggungiku, takut tampak
kekurangannya), makin lama "wet-sensor" mulai ke posisi
"med" tapi vag-temp koq over-
heat, wah nggak bener nih
mesin, apa radiatornya bocor?,
apa oli nggak naik?, wah
sebaiknya ku hentikan (kalau nggak yakin atau nggak sreg -
mendingan jangan terusin),
sebab antara suhu dan lendir
nggak sesuai jangan-jangan ada
stoned-angelina, wah aku mau
scan, nggak bawa mc afee, terpaksa ctrl+alt+del. "mbak aku udah nggak tahan
nih, di oral aja, mau nggak"
terpaksa pakai jalan pintas,
padahal voltage rudalku belum
siap luncur, tapi dari pada
'contaminated" 'mendingan dari pada'. Dia mencoba menghisap, waow,
hisapanya sampai kempot,
kuangkat rambutnya agar aku
dapat melihat kerjanya, matanya
memandang ke atas (ke arahku)
sambil terus menghisap dan lidahnya bermain di dalam
mulutnya, karena bantal
kutekuk menjadi dua agar
kepalaku lebih tinggi, sehingga
tanganku mulai melakukan kuch
kuch hota hai lagi. "mas kalau mau keluar bilang
yah!!!" katanya, maksudnya
jangan sampai dikeluarin di
mulut.
"emang kenapa sih. Khan banyak
proteinnya kata dokter" kataku "iya tapi kalau sampai ketelan,
nanti mas nggak bisa ngelupain
aku lho" katanya, bisa aja dia
menghindar, pantes banyak
suami selingkuh (bahasa
halusnya nyeleweng, penghalusan orba) soalnya si
istri nggak mau nelan sperma. "ya sudah kalau mau keluar
nanti ku beri tahu" jawabku
lama-kelamaan dia capek juga,
gimana nggak capek, nungging,
ngisap sampai kempot, terus
kepala naik turun, dan yang terpenting, dia tahan nafas (asal
jangan lupa nggak nafas aja)
"konsentrasi dong mas"
keluhnya, wah aku jadi ingat
taman lawang aja, terpaksa aku
konsentrasi, kasihan juga dia, keningnya sudah mulai
berkeringat. Dan tak lama terdengar suara
paha beradu di sebelah kamar
disertai desahan, yang
membuatku terheran-heran
adalah kecepatannya, pak - pak -
pak, tempo-nya tidak sampai satu detik, hebat juga nih laki-
laki, dan lenguhan si wanita yang
akan mencapai O, kalau nggak
salah tadi sudah keluar, berarti
ini ronde ke duanya, tapi dengan
kecepatan seperti itu, cukup tangguh juga latexnya. Cukup
lama juga irama pak -pak - pak,
membuatku lebih terangsang,
dan "pak, dilepas aja karetnya" pinta
si wp (akhirnya aku tahu kalau
dia si mbak Mxxx, karena
lenguhannya yang khas,
telingaku sensitif juga yah bisa
mengetahui wp hanya dengan lenguhannya, harusnya aku
kerja di kapal selam, biar bisa
mengetahui jenis kapal lainnya). Nggak berapa lama, terdengar
suara lenguhan hilang dan suara
'pak' juga hilang, dan akupun
tersadar kalau aku juga mau
keluar, "mbak aku mau keluar" ujarku,
dia segera melepaskan dari
mulutnya dan mengocoknya
"udah mbak biar aku saja, mbak
tidur terlentang aja" jawabku,
dia mengikuti apa yang aku suruh, aku buka lebar-lebar
pahanya, dan tampak vag-nya
membentuk huruf "O" dan
merah seperti lampu lalu-lintas. "mas masukin dong, aku pingin
banget nih" katanya
aku seolah-olah ingin
memasukkan rudalku, sambil
terus aku stimulasi, pas sudah
dekat ke lubangnya (belum masuk), aku tembakkan
cairanku tepat masuk ke dalam
vag-nya, karena dia melakukan
gerakan kejut di dalam vag-nya
nggak lama keluarlah cairanku
(kalau mas wiro nggak keberatan mencantum alamat
web site ini, untuk
menggambarkan kurang lebih
seperti inilah keluarnya cairan
(ingat bukan bentuk vag-nya
lho, tapi cairannya) lihat di http://www.creampie.com ,
kalau diijinkan tampil, terima
kasih mas wiro!!) Saat dia akan bangun,
"mbak jangan bangun dulu!!"
kataku, biar leleran cairanku
menetes habis. Nggak lama dia
membersihkan dengan sprei dan
segera memakai rok dan kaos terus ke kamar mandi, akupun
segera mengenakan kimono dan
mengikutinya dari belakang,
setelah membersihkan kita
kembali ke kamar. "katanya mau nambah" tanya si
mbak, melihat aku
menggunakan baju dan memakai
cd+cp, aku segera memakainya
karena nggak kuat dinginnya
"lho siapa takut, kataku" jawabku, sambil membuka
restlentingku, dan
mengeluarkan rudal kecilku,
sementara dia duduk di kasur
dengan rok mini-nya tanpa cd,
karena duduk sehingga roknya ketarik maka tampaklah
rambutnya david tua / don king,
pemandangan yang cukup indah
nampaknya, terdengar lagi suara
erangan dari kamar lain, wah
terangsang lagi aku, dia segera menghisap rudalku semakin
kuat mungkin 3 psi, akhirnya
tumbang juga, dia yang hisap
tetangga yang mengerang (coba
banyangin sensasinya), sebelum
keluar segera aku dorong dia untuk terlentang di kasur dan
kubuka dengan cepat ke dua
pahanya dan kusiram cairanu ke
dalam vag-nya yang sudah
membentuk huruf "O" besar "yah, si mas, udah dibersihin,
dikotorin lagi" protesnya
"ya sudah, tinggal cuci lagi"
rayuku
"sebentar ya mas, aku kamar
mandi lagi" ijinnya kumasukkan rudalku yang
mengkerut, tanpa kucuci (jorok
yah, kan ada ludahnya wp, dan
sedikit cairanku), kulihat di meja
kecil ada rokok jarum super
(pantes ngisapnya pinter/ master sucker, kalau master
anal, yah mbak Sxxxx, khan tiap
orang punya spesialisasi; kalau
wanita-perokok belum tentu wp
(wanita-penghisap), tapi rata-
rata semua wp adalah perokok yang mahir). Gila biasanya wp
rokok putih, segera kumasukkan
$150 ke dalam rokoknya, dan "lho, koq nggak dicuci dulu?"
tanyanya
"udah buat kenang-kenangan,
koq kamu rokoknya gituan sih,
biasanya wanitakan rokok
putih" kataku "mau tahu, kenapa ?" tanyanya
"he eh!" sahutku
"Yang Penting Rasanya Bung"
ledeknya, dengan senyum
manisnya.
Oh pantes, dia latihan dari rokok yang berat (aku langsung
geleng-geleng), bukannya apa-
apa, aku bukan perokok tapi
kalau suruh ngisap clit/lidah sih
nggak perlu jadi perokok !!!. "Mbak makasih yah" segera aku
keluar kamar
"mas, tips nya belum" rayunya
sambil meletakkan telapak
tangan di bagian belakang
kepalaku. "tuh didalam rokokmu" jawabku
sambil menghindari ciuman
(kamu boleh sama wp gini, tapi
kalau sama pasangan jangan
seklai-kali, bisa kacau, apapun
alasannya) Aku segera ke resepsionis dan
ketemu sama mbak Mxxx (dia
memberikan senyum dan tanya:
kapan sama saya?) yang tadi
"kerja" di kamar sebelahku
dengan tamunya, gila, mau tahu ujud tamunya yang
mengeluarkan bunyi "pak"
berkali, pakai kaca mata plus
tebal, dengan rambut putih
semua agak sedikit botak
(AGUS/Agak GUndul Sedikit tapi juga Anak Gajah Umur Setahun
alias besar bukan gendut, tolong
dibedakan), kalau mau iseng sih
aku mau nanya jamu-nya apa
mbah ?, Kita sama-sama bayar
dan keluar tanpa bicara, aku ke old-beatles, dia ke old-tiger (pas
deh sama orangnya) tapi aku
salut.
Добрый сутки, уважаемые форумчане! Извините, если не огулом сообразно теме. Простой я недавно купил себе <a href=http://rusbyte.ru/#qplastik.sextgem.com>ноутбук samsung np
</a> в инет-магазине http://rusbyte.ru сообразно такой низкой цене! Доставили в ход двух дней, чудный качественный девайс. Пользуюсь - не нарадуюсь =) Беспричинно сколько возьмите себе для заметку,который - образцовый магаз! =) Немедленно всё через него диктовать буду. Еще некогда извиняюсь впоследствии оффтоп!)
Гуманный число, уважаемые форумчане! Извините, разве не окончательно сообразно теме. Естественный я недавно купил себе <a href=http://rusbyte.ru/#vplastik.sextgem.com>msi ноутбук
</a> в инет-магазине http://rusbyte.ru соответственно такой низкой цене! Доставили в хождение двух дней, розничный качественный девайс. Пользуюсь - не нарадуюсь =) Так сколько возьмите себе для заметку,что - безукоризненный магаз! =) Днесь всё через него наваливать буду. Паки раз извиняюсь изза оффтоп!)