Suatu siang di jalan Dharma
Wangsa ke arah campus
Airlangga sedang terjadi
keributan, ngga' jelas siapa
lawan siapa... saat itu aku
melintas dengan BMW M50ku sendirian dan sedang asyik
dengerin radio Suara Surabaya...
cuek saja saat melintasi
perkelahian itu sambil sedikit
menoleh ke arah seorang laki-
laki yang sedang dikeroyok 4 orang lawannya... dia dikejar
habis-habisan dan mencoba
menerobos kerumunan
penonton untuk mencari
selamat.
Terbelalak mataku bengitu sadar siapa lelaki yang sedang dikerjar
tersebut... ternyata dia Kakak
temanku... namanya Anton.
Yang ngga' jelas kenapa dia ada
di sana dan dikeroyok orang
segala, tapi aku sudah tidak sempat berpikir lebih jauh...
segera saja aku pinggirkan
kendaraanku dan aku turun
untuk membantunya. Aku tarik dua orang yang
sedang memukulnya karena
Anton sudah jatuh terduduk dan
dihajar berempat... sekarang
Anton mengurus dua orang dan
aku dua orang... memang masih tidak seiimbang... dalam
perkelahianku aku berhasil
menangkap satu dari lawanku
dan aku jepit kepalanya dengan
lengan kiriku sedang lengan
kananku aku gunakan untuk menghajarnya... sementara aku
berusaha menggunakan kakiku
untuk melawna yang satunya
lagi... aku tak sempat lihat apa
yang dilakukan Anton... waktu
seakan sudah tidak dapat dihitung lagi demikian cepatnya
sampai hal terakhir yang masih
aku ingat adalah aku merasakan
perih di pinggang kanan
belakangku... dan saat kutengok
ternyata aku ditusuk dengan sebilah belati dari belakang oleh
entah siapa... sambil menahan
sakit aku merenggangkan
jepitanku pada korbanku dan
berusaha melakukan tendangan
memutar... sasaranku adalah lawan yang di depanku. Namun
pada saat melakukan tendangan
memutar sambil melayang...
tiba-tiba aku melihat ayunan
stcik soft ball ke arah kakiku
yang terjulur... ngga' ampun lagi aku jatuh terjerembab dan gagal
melancarkan tentangan
mautku... sesampainya aku di
tanah dengan agak tertelungkup
aku merasakan pukulan bertubi-
tubi... mungkin lebih dari 3 orang yang menghajarku.
Terakir kali kuingat aku
merasakan beberapa kali
tusukan sampai akhirnya aku
sadar sudah berada di rumah
sakit. Aku tidak jelas berada di rumah
sakit mana yang pasti berisik
sekali dan ruangannya panas...
dalam ruangan tersebut ada
beberapa ranjang... pada saat
aku berusaha untuk melihat bagian bawahku yang terluka
aku masih merasakan nyeri pada
bagian perutku dan kaki
kananku serasa gatal dan sedikit
kebal ( mati rasa )... aku coba
untuk geser kakiku ternyata berat sekali dan kaku. Kemudian
aku paksakan untuk tidur...
Sore itu aku dijenguk oleh Dian
adik Anton... Dian ini teman
kuliahku... dia datang bersama
dengan Mita adiknya yang di SMA... katanya habis jenguk
Anton dan Anton ada di ruang
sebelah...
" Makasih ya Joss... kalo ngga'
ada kamu kali Anton sudah... "
katanya sambil menitikkan air mata... " Sudahlah... semua ini
sudah berlalu... tapi kalo boleh
aku tau kenapa Anton sampe
dikeroyok gitu ? " tanyaku
penasaran. " Biasa gawa-gara
cewec... mereka goda cewec Airlangga dan cowocnya marah
makanya dikeroyok... emang
sich bukan semua yang
ngeroyok itu anak Airlangga
sebagian kebetulan musuh
Anton dari SMA, sialnya Anton saja ketemu lagi dan suasananya
kaya' gitu... jadi dech di dihajar
rame-rame " jawab Mita. " Kak
Jossy yang luka apanya saja ? "
tanya Mita. " Tau nih... rasanya
ngga' keruan " jawabku... " Lihat aja sendiri... soalnya aku ngga'
bisa gerak banyak... kamu
angkat selimutnya sekalian aku
juga mo tau " lanjutku pada Mita.
" Permisi ya Kak " kata Mita
langsung sambil membuka selimutku ( hanya diangkat
saja ). Sesaat dia pandangi luka-
lukaku dan mungkin karena
banyak luka sehingga dia sampe
bengong gitu... dan pas aku lihat
pinggangku dibalut sampe pinggul dan masih tembus oleh
darah... di bawahnya lagi aku
melihat.... ya ampun pantes ni
anak singkong bengong...
meriamku tidak terbungkus apa-
apa dan yang seremnya kepalanya yang gede kelihatan
menarik sekali... seperti
perkedel. Sesaat kemudian aku
masih sempat melihat kaki
kananku digips... mungkin patah
kena stick soft ball. Mita menutup kembali selimut
tadi dan Dian tidak sempat
melhat lukaku karena dia sibuk
nangis... hatinya memang
lemah... sepertinya dia
melankolis sejati. " Mita sini aku mo bilangin kamu " kataku...
Mitapun menunduk
mendekatkan telinganya ke
mulutku. " Jangan bilang sama
Dian soal apa yang kamu lihat
barusan... kamu suka ngga' ? " kataku berbisik. " Serem "
bisiknya bales. " Dian... kamu
jangan lihat lukaku... nanti kamu
makin nnga' kuat lagi nahan
tangismu " kataku.
" Tapi paling tidak amu mo tau... boleh aku raba ? " tanyanya... "
Silahkan... pelan-pelan ya...
masih belum kering lukanya. "
jawabku.
Dianpun memasukkan
tangannya ke balik selimut... dan mulai meraba dari dada... ke
perut... di situ dia merasakan ada
balutan... digesernya ke kanan
kiri... terus ke bawahan dikit... "
Kok perbannya sampe gini...
lukanya kaya' apa ? " " Wah aku sendiri belum jelas... "
aku jawab pertanyaan Dian.
Turun lagi tangannya ke pinggul
kanan... kena kulitku... terus ke
tengah... kena meriamku... dia
raba setengah menggenggam... untuk meyakinkan apa yang
tersentuh tangannya... tersentak
dan dia menarik tangannya
sedikit sambil melepas
pengangannya pada meriamku...
" Sorry... ngga' tau.... " " Ngga' apa-apa kok... malah
enak kalo sekalian dipijitin...
soalnya badanku sakit semua... "
kataku nakal. " Nah.... Kak Dian
pegang anunya Kak Joss ya ? "
goda Mita... Merah wajah Dian ditembak gitu.
Dian terus saja meraa sampe
pada kaki kananku dan dia
menemukan gips... " Lho... kok
digips ? " " Iya patah tulangnya
kali " jawabku asal untuk menenangkan pikirannya... Dian selesai merabaiku... tapi
tampak sekali dia masih
kepikiran soal sentuhan pada
meriam tadi... dan sesekali
matanya masih melirik ke
sekitar meriamku... sedang aku juga sedang menikmati dan
membayangkan ulang kejadian
barusan... Flash back lah.
Tanpa sadar tiba-tiba meriamku
meradang dan mulai bangun
sehingga tampak pada selimut tipis kalo ada sesuatu
perkembangan di sana. " Kak
Joss... anunya bangun " bisik
Dian padaku sambil dia ambil
selimut lain untuk menutupnya...
tapi tangannya berhenti dan diam di atasnya... " Supaya Mita
ngga' ngelihat " bisiknya lagi.
Aku cuman bisa mengangguk...
aku sadar ujung penisku masih
dapat menggapai telapaknya...
aku coba kejang-kejangkan penisku dan Dian seperti merasa
dicolek-coleh tangannya. " Mit...
kamu pamit sama Mas Anton
dech... kita bentar lagi pulang
dan biar mereka istirahat... "
kata Dian... dan Mitapun melangkah keluar ruangan... "
Kak Joss.... nakal sekali anunya
ya " bisik Dian... aku balas
dengan ciuman di pipinya.
" Dian... tolongin donk... diurut-
urut itunya... biar lupa sakitnya... " pintaku... " Iya dech... " jawab
Dian langsung mengurut
meriamku... dari luar selimut...
biar ngga' nyolok dengan pasien
lain... walaupun antara ranjang
ada penyekatnya... " Ian... dari dalem aja langsung... biar
cepetan.... " pintaku karena
merasa tanggung dan waktunya
mepet sekali dia mo pulang.,
Dian menuruti permintaanku
dengan memeriksa sekitar lebih dulu... terus tangannya
dimasukkan dalam selimutku
langsung meremas meriamku...
dielusnya batangku dan sesekali
bijinya... dikocoknya... lembut
sekali... wah gila rasanya... lama juga Dian memainkan
meriamku... sampe aku ngga'
tahan lagi dan crrooottt.....
crot.... ccrrroooo..tttt....
beberapa kali keluar...
Tiba-tiba Mita datang dan buru- buru Dian tarik tangannya dari
balik selimut... sedikt kena
spermaku telapak tangan Dian...
dia goserkan pada sisi ranjang
untuk mengelapnya... " Sudah
Kak Joss... aku sama Mita mo pulang.... " pamit Dian... " Sudah
keluar khan... " bisiknya pada
telingaku... cup... pipiku
diciumnya... " Cepet
sembuhnya... besok aku tengok
lagi " Dia sengaja menciumku untuk menyamarkan bisikannya
yang terakhir. " Eh... kalo bisa
bilangin susternya aku minta
pindah kelas satu donk... di sini
gerah " pintaku pada mereka. Merekapun keluar kamar dan
melambaikan tangan... satu jam
kemudian aku dipindahkan ke
tempat yang lebih bagus... ada
ACnya dan ranjangnya ada dua.
Tapi ranjang sebelah kosong. Posisi kamarku agak jauh dari
pos jaga suster perawat... itu aku
tau saat aku didorong dengan
ranjang beroda. " Habis gini
mandi ya " kata suster perawat
sehabis mendorongku... ngga' lama kemudian dia sudah balik
dengan ember dan lap handuk...
dia taruh ember itu di meja kecil
samping ranjangku dan mulai
menyingkap selimutku serta
melipatnya dekat kakiku. terbuka sudah seluruh
tubuhku... pas dia lihat sekita
meriamku terkejut dia... ada dua
hal yang mengagetkannya...
yang pertama adalah ukuran
meriam serta kepalanya yang di luar normal... besar sekali... dan
yang kedua ada hasil kerjaan
Dian... spermaku masih
berantakan tanpa sempat
dibersihkan... walaupun sebagian
menempel di selimut... tapi bekasnya yang mengering di
badanku masih jelas terlihat. "
Kok... kayaknya habis orgasme
ya ? " tanyanya. Lalu tanpa
tunggu aju jawab dia ambil wash
lap dan sabun... " Sus... jangan pake wash lap... geli... saya ngga'
biasa " kataku.
Suster itu mulai dengan
tanganku... dibasuh dan
disabunnya... usapannya lembut
sekali... sambil dimandiin aku pandangi wajahnya... dadanya...
cukup gede kalo aku lihat...
orangnya agak putih...
tangannya lembut. Selesai
dengan yang kiri sekarang ganti
tangan kananku... dan seterusnya ke leher dan
dadaku... terus diusapnya...
sapuan telapak tangannya
lembut aku rasakan dan akupun
memejamkan mata untuk lebih
menikmati sentuhannya. Sampe juga akhirnya pada
meriamku... dipegangnya
dengan lembut.... ditambah
sabun... digosok batangnya...
bijinya... kembali ke batangnya...
dan aku ngga' kuat untuk menahan supaya tetap lemas...
akhirnya berdiri juga... pertama
setengah tiang lama-lama juga
akhirnya penuh... keras.... dia
bersihkan juga sekitar kepala
meriamku sambil berkata lirih " Ini kepalanya besar sekali... baru
kali ini syya lihat kaya' gini
besarnya "
" Sus... enak dimandiin gini... "
kataku memancing. Dia diam
saja tapi yang jelas dia mulai mengocok dan memainkan
batangku... kaya'nya dia suka
dengan ukurannya yang
menakjubkan... " Enak Mas... kalo
diginikan ? " tanyanya dengan
lirikan nakal. " Ssshh... iya terusin ya Sus... sampe keluar... "
kataku sambil menahan rasa
nikmat yang ngga' ketulungan...
tangan kirinnya mengambil air
dan membilas meriamku...
kemudian disekanya dengan tangan kanannya... kenapa kok
diseka pikirku... tapi aku diam
saja... mengikuti apa yang mau
dia lakukan... pokoknya jangan
berhenti sampe sini aja... pusing
nanti... Dia dekatkan kepalanya... dan
dijulurkan lidahnya... kepala
meriamku dijilatnya perlahan...
dan lidahnya mengitari kepala
meriamku... sejuta rasanya...
wow... enak sekali... lalu dikulumnya meriamku... aku
lihat mulutnya sampe penuh
rasanya dan belum seluruhnya
tenggelam dalam mulutnya yang
mungil... bibirnya yang tipis
terayun keluar masuk saat menghisap maju mundur. Lama juga aku diisep suster jaga
ini... sampe akhirnya aku ngga'
tahan lagi dan crooott....
crooott... nikmat sekali.
Spermaku tumpah dalam rongga
mulutnya dan ditelannya habis... sisa pada ujung meriamkupun
dijilat serta dihisapnya habis... "
Sudah sekarang dilanjutkan
mandinya ya... " kata suster itu
dan dia melanjutkan
memandikan kaki kiriku setelah sebelumnya mencuci bersih
meriamku... badanku
dibaliknya... dan dimandikan
pula sisi belakang badanku.
Selesai acara mandi " Nanti
malam saya ke sini lagi nanti saya temenin... " katanya sambil
membereskan barang-
barangnya. terakhir sebelum
keluar kamar dia sempat
menciumku... pas di bibir...
hangat sekali... " Nanti malam saya kasih yang lebih hebat "
begitu katanya. Akupun berusaha untuk tidur...
nikmat sekali sore ini dua kali
keluar... dibantu dua cewec yang
berbeda... ini mungkin ganjaran
dari menolong teman... gitu
hiburku dalam hati... sambil memikirkan apa yang akan
kudapat malam nanti akupun
tertidur lelap sekali. Tiba-tiba
aku dibangunkan oleh suster
yang tadi lagi... tapi aku belum
sempat menyanyakan namanya... baru setelah dia mo
keluar kamar selesai meletakkan
makananku dan
membangunkanku... namanya
Anna. Cara dia
membangunkanku cukup aneh... rasanya suster di manapun tidak
akan melakukan dengan cara
ini... dia remas-remas
meriamku... sambil digosoknya
lembut sampe aku bangun dari
tdurku. Langsung aku selesaikan makanku dengan susah payah...
akhirnya selesai juga... lalu aku
tekan bel... dan tak lama
kemudian datang suster yang
lain... aku minta dia nyalakan TV
di atas dan mengakat makananku.
Aku nonton acara-acara TV yang
membosankan dan juga semua
berita yang ditayangkan... tanpa
konsentrasi sedikitpun. Sekitar jam 9 malam suster
Wiwik datang untuk mengobati
lukaku dan mengganti perban...
pada saat dia melihat
meriamkupun dia takjub... "
Ngga' salah apa yang diomongkan temen-temen di
ruang jaga " demikian
komentarnya. " Kenapa Sus ? "
tanyaku ngga' jelas. " Oo... itu
tadi teman-teman bilang kalo
pasien yang dirawat di kamar 26 itu kepalanya besar sekali. "
jawabnya.
Setelah selesai denganmengobati
lukaku dan dia akan tinggalkan
ruangan... sebelum
membetulkan selimutku dia sempatkan mengelus kepala
meriamku... " Hmmm... gimana
ya rasanya ? " gumamnya tanya
meminta jawaban. Dan akupun
hanya senyum saja. Wah suster
di sini gila semua ya pikirku... soalnya aku baru kenal dua
orang dan dua-duanya suka
sama meriamku... minimal
tertarik... dan lagian ada
promosi gratis di ruang jaga
suster kalo ada pasien dengan kepala meriam super besar...
promosi yang menguntungkan...
semoga ada yang terjerat ingin
mencoba... selama aku masih
dirawat di sini. Jam 10an kira-kira aku mulai
tertidur... aku mimpi indah sekali
dalam tidurku... karena sebelum
tidur tadi otakku sempat
berpikir jorok. Aku merasakan
hangat sekali pada bagian selangkanganku... tepatnya pada
bagian meriamku... sampe aku
terbangun ternyata... suster
Anna sedang menghisap
meriamku... kali ini entah jam
berapa ? Dengan bermalas- malasan aku nikmat terus
hisapannya... dan aku mulai ikut
aktif dengan meraba dadanya...
suatu lokasi yang aku anggap
paling dekat dengan
jangkauanku. Aku buka kanding atasnya dua kancing... aku rogoh
dadanya di balik BH putihnya...
aku dapati segumpal daging
hangat yang kenyal...
kuselusuri... sambil meremas-
remas kecil.. sampe juga pada putingnya... aku pilin
putingnya... dan Sus Annapun
mendesah... enath berapa lama
aku dihisap dan aku merabai Sus
Anna... sampe dia minta " Mas...
masih sakit ngga' badannya ? " " Kenapa Sus ? " tanyaku
bingung. " Enggak kok... sudah
lumayan enakan... " dan tanpa
menjawab diapun meloloskan
CDnya... dimasukkan dalam saku
baju dinasnya. Lalu dia permisi padaku dan mulai
mengangkangkan kakinya di
atas meriamku... dan bless... dia
masukkan batangku pada
lobangnya yang hangat dan
sudah basah sekali... diapun mulai menggoyang perlahan...
pertama dengan gerakan naik
turun...lalu disusul dengan
gerakan memutar... wah... suster
ini rupanya sudah prof banget...
lobangnya aku rasakan masih sangat sempit... makanya dia
juga hanya berani gerak
perlahan... mungkin juga karena
aku masih sakit... dan punya
banyak luka baru. Lama sekali
permainan itu dan memang dia ngga' ganti posisi... karena posisi
yang memungkinkan hanya satu
posisi... aku tidur di bawah dan
dia di atasku. Sampe saat itu
belum ada tanda-tanda aku akan
keluar... tapi kalo tidak salah dia sempat mengejang sekali tadi
dipertengahan dan lemas
sebentar lalu mulai menggoyang
lagi... sampe tiba-tiba pintu
kamarku dibuka dari luar... dan
seorang suster masuk dengan tiba-tiba... kaget sekali kami
berdua... karena tidak ada alasan
lain... jelas sekali kita sedang
main... mana posisinya... mana
bajua dinas Suster Anna terbuka
sampe perutnya dan BHnya juga sudah kelepas dan tergeletak di
lantai. Ternyata yang masuk
suster Wiwik... dia langsung
menghampiri dan bilang "
Teruskan saja An... aku cuman
mau ikutan... mumpung sepi " Suster Wiwikpun mengelus
dadaku... dia ciumin aku dengan
lembut... aku membalasnya
dengan meremas dadanya... dia
diam saja... aku buka
kancingnya... terus langsung aku loloskan pakaian dinasnya... aku
buka sekalian BHnya yang
berenda... tipis dan
merangsang... membal sekali
tampak pada saat BH itu lepas
dari badannya... dada itu berguncang dikit... kelihatan
kalo masih sangat kencang...
tinggal CD minim yang
digunakannya. Suster Anna masih saja dengan
aksinya naik turun dan kadang
berputar... aku lhat saja dadanya
yang terguncang akibat
gerakannya yang mulai liar...
lidah suster Wiwik mulai memasuki rongga mulutku dan
kuhisap ujung lidahnya yang
menjulur itu... tangan kiriku
mulai merabai sekitar
selangkangan suster Wiwik dari
luar... basah sudah CDnya... pelah aku kuak ke samping... dan
kudapat permukaan bulu halus
menyelimuti liang
kenikmatannya... kuelus
perlahan... baru kemudian
sedikit kutekan... ketemu sudah aku pada clitsnya... agak ke
belakang aku rasakan makin
menghangat. Tersentuh olehku
kemudian liang nikmat
tersebut... kuelus dua tiga kali
sebelum akhirnya aku masukkan jariku ke dalamnya. Kucoba
memasukkan sedalam mungkin
jari telunjukku... kemudian
disusul oleh jari tengahku... aku
putar jari-jariku di dalamnya...
baru kukocok keluar masuk... sambil jempolku memainkan
clitsnya. Dia mendesar ringan...
sementara suster Anna rebahan
karena lelah di dadaku dengan
pinggulnya tiada hentinya
menggoyang kanan dan kiri... suster Wiwik menyibak rambut
panjang suster Anna dan mulai
menciumi punggung terbuka
itu... suster Anna makin
mengerang... mengerang.... dan
mengerang.... sampai pada erangan panjang yang
menandakan dia akan orgasme...
dan makin keras goyangan
pinggulnya... sementara aku
mencoba mengimbangi dengan
gerakan yang lebih keras dari sebelumnya... karena dari tadi
aku tidak dapat terlalu
bergoyang... takut lukaku sakit.
Suster Anna mengerang....
panjang sekali seperti orang
sedang kesakitan... tapi juga mirip orang kepedasan...
mendesis di antara erangannya...
dia sudah sampe... rupanya...
dan... dia tahan dulu sementara...
baru dicabutnya perlahan...
sekarang giliran suster Wiwik... dilapnya dulu... meriamku
dikeringkan... baru dia mulai
menaikiku... batin... kurang ajar
suster-suster ini aku digilirnya...
dan nanti aku juga mesti masih
membayar biaya rawat... gila... enak di dia... tapi..... enak juga
dia aku kok... demikian
pikiranku... ach... masa bodo....
POKOKNYA PUAS !!! Demikian
kata iklan. Ketika suster Wiwik telah
menempati posisinya... kulihat
suster Anna mengelap liang
kenikmatannya dengan tissue
yang diambilnya dari meja kecil
di sampingku. Suster Wiwik seakan menunggang kuda... dia
goyang maju mundur... perlahan
tapi penuh kepastian... makin
lama makin cepat iramanya...
sementara tanganku keduanya
asyik meremas-remas dadanya yang mengembung indah...
kenyal sekali rasanya... cukup
besar ukurannya dan lebih besar
dari suster Anna punya... yang
ini ngga' kurang dari 36...
kemungkinan cup C... karena mantap dan tanganku seakan
ngga' cukup menggenggamnya.
Sesekali kumainkan putingnya
yang mulai mengeras... dia
mendesis... hanya itu jawaban
yang keluar dari mulutnya... desisan itu sungguh manja
kurasakan... sementara suster
Anna telah selesai dengan
membersihkan liang
hangatnya... kemudian dia mulai
lagi mengelus-elus badan telanjang suster Wiwik dan tuga
memainkan rambutku...
mengusapnya...
Kemudian karena sudah cukup
pemanasannya... dia mulai
menaiki ranjang lagi... dikangkangkannya kakinya yang
jenjang di atas kepalaku...
setengah berjongkok gayanya
saat itu dengan menghadap
tembok di atas kepalaku... dan
kedua tangannya berpegangan pada bagian kepala ranjangku.
Mulai disorongkannya liangnya
yang telah kering ke mulutku...
dengan cepat aku julurkan
lidahku.... aku colek sekali dulu
dan aku tarik nafas.... hhhmmmm...... harus khas liang
senggama.... kujilat liangnya
dengan lidahku yang memang
terkenal panjang... kumainkan
lidahku... mereka berdua
mengerang berbarengan kadang bersahutan...
Aku ingin tau sekarang ini jam
berapa ? Jangan sampe erangan
mereka mengganggu pasien
lain... karena aku mendengarnya
cukup keras... aku tengok ke dinding... kosong ngga' ada jam
dinding... aku lihat keluar...
kearah pintu... mataku
terbelalak... terkejut... shock...
benar-benar kaget aku... lamat-
lamat aku perhatikan... di antara pintu aku melihat seberkas sinar
mengkilap... sambil terus
menggoyang suster Wiwik...
meninggalkan jilatan pada suster
Anna... aku konsentrasi sejenak
pada apa yang ada di belakang pintu... ternyata... pintupun
terbuka... makin gila aku makin
kaget... dan deg... jantungku
tersentak sesaat... lalu lega...
tapi... yang dateng ini dua temen
suster yang sedang kupuaskan ini... kaya'nya kalo marah sich
ngga' bakalan.. mereka
sepertinya telah cukup lama
melihat adegan kami bertiga...
jadi maksud kedatangannya
hanya dua kemungkinan... mo nonton dari dekat atau ikutan...
ternyata.... " Wah... wah... wah...
rajin sekali kalian bekerja...
sampe malem gini masih sibuk
ngurus pasien... " demikian kata
salah seorang dari mereka... " Mari kami bantu " demikian
sahut yang lainnya yang
berbadan kecil kurus dan
berdada super... Jelas ini
jawabannya adalah pilihan
kedua. Merekapun langsung melepas
pakaian dinas masing-masing...
satu mengambil posisi di kanan
ranjang dan satu ngambil posisi
di kiri ranjang... secara hampir
bersamaan mereka menciumi dada... leher... telinga dan semua
daerah rangsanganku... akupun
mulai lagi konsentrasi pada liang
suster Anna... sementara kedua
tanganku ambil bagian masing-
masing... sekarang semua bagian tubuhku yang menonjol panjang
telah habis digunakan untuk
memuaskann 4 suster gatel......
malam ini... tidak ada sisa
rupanya.... terus bagaimana kalo
sampe ada satu lagi yang ikutan ? Jari-jariku baik dari tangan
kanan maupun kiri telah amblas
dalam liang hangat suster-suster
gatel tersebut... untuk
menggaruknya kali... aku kocok-
kocokkan keluar masuk ya lidahku... ya jariku... ya
meriamku... rusak sudah
konsentrasiku... yang pasti... ini
pengalaman gila kedua sejak
peristiwa serupa dengan Donna
adik Sammy Zara... Ini permainan Four Whell Drive
( 4 WD )atau bisa juga disebut
Four Wheel Steering ( 4 WS )...
empat-empatnya jalan semua...
kaya'nya kau makin piawai
dalam permainan 4DW / 4 WS ini karena ini kali dua aku mencoba
mempraktekkannya.
Lama sekali permainannya...
sampe tiba-tiba suster Wiwik
mengerang.... kesar dan panjang
serta mengejang... Setelah suster Wiwik selesai...
dan mencabut meriamku...
suster Anna berbalik posisi
dengan posisi 69... kami saling
menghisap dan permainan
berlanjut... sekali aku minta rotasi... yang di kananku untuk
naik... yang di atas ( suster
Anna ) aku minta ke kiri dan
suster yang di kiri aku minta
pindah posisi kanan.
Tawaran ini tidak disia-siakan oleh suster yang berkulit agak
gelap dari semua temannya... dia
langsung menancapkan
meriamku dengan gerakan yang
menakjubkan... tanpa
dipegang.... diambilnya meriamku yang masih tegang
dengan liangnya dan langsung
dimasukkan... amblas sudah
meriamku dari pandangan.
Diapun langsung menggoyang
keras... rupanya sudah ngga' tahan...
Benar juga sekitar 5 menit dia
bergoyang sudah mengejang
keras dan mengerang....
mengerang.... panjang serta
lemas. Sementara tingal dua korban yang belum selesai... aku
minta bantuan suster yang
masih ada di sana untuk
membantu aku balik badan...
tengkurap... kemudian aku
suruh suster yang pendek dan berdada besar tadi untuk masuk
ke bawah tubuhku.... sedangkan
suster Anna aku suruh duduk di
samping bantal yang digunakan
suster kecil tadi. Perlahan aku
mulai memasukkan meriam raksasaku pada liang suster
yang bertubuh kecil ini... sulit
sekali... dan diapun membantu
dengan bimbingan test.... Setelah
tertancap... tapi sayangnya tidak
dapat habis terbenam... rasanya mentok sekali... dengan bibir
rahimnya... akupun mulai
menggoyang suster kecil dan
menjilati suster Anna. Mereka
berdua kembali mendesah....
mengerang.... mendesah dan kadang mendesis... kaya' ular.
Aku sulit sekali sebenarnya
untuk mengayun pinggulku
maju mundur.... jadi yang bisa
aku lakukan cuman tetap
menancapkan meriamku pada liang kenikmatan suster mungil
ini sambil memutar pinggulku
seakan meng-obok-obok
liangnya... sedangkan dadanya
yang aku bilang super itu terasa
sekali mengganjal dadaku yang bidang... kenikmatan tiada tara
sedang dinikmati si mungil di
bawahku ini... dia mendesis tak
keruan... sedang lidahku tetap
menghajar liang kenikmatan
suster Anna... sesekali aku jilatkan pada clitsnya... dia
menggelinjang setiap kali
lidahku menyentuh clitsnya...
mendengar desisan mereka
berdua aku jadi ngga' tahan...
maka dengan nekat aku keraskan goyangan pinggulku
dan hisapanku pada suster
Anna... dia mulai mengejang...
mengerang dan kemudian
disusul dengan suster yang
sedang kutindih.... suster Anna sudah lemas... dan beranjak
turun dari posisinya....
Aku tekan lebih keras suster
mungil ini.... sambil dadanya
yang menggairahkan ini aku
remas-remas semauku... aku sudah merasakan hampir sampe
juga... sedang suster mungil
masih mengerang.... terus dan
terus... kaya'nya dia dapat multi
orgasme dan panjang sekali
orgasme yang didapatnya.... aku coba mengjar orgasmenya...
dan.... dan.... berhasil juga
akuhirnya... aku sodok dan
benamkan meriamku sekuat-
kuatnya... sampe dia melotot...
aku didekapnya erat sekali... dan " Adu.....uh enak sekali... "
demikian salah satu katanya
yang dapat aku dengar.
Akupun ambruk diatas dada
besar yang menggemaskan itu...
lunglai sudah tubuh ini rasanya... menghabisi 4 suster sekaligus...
suatu rekord yang gila...
permainan Four Wheel Drive
kedua dalam hidupku... pada
saat mencabutnyapun aku
terpaksa diantu suster yang lain...
" Kasihan pasien ini nanti
sembuhnya jadi lama... soalnya
ngga' sempet istirahat " kata
suster yang hitam.
" Iya dan kaya'nya kita akan setiap malam rajin minta giliran
kaya' malem ini " sahut suster
Wiwik.
" Kalo itu dibuat system arisan
saja " kata suster Anna sadis
sekali kedengarannya. Emangnya aku meriam bergilir
apa ? Malam itu aku tidur lelaap sekali
dan aku sempat minta untuk
suster mungil menemaniku
tidur, aku berjanji tiap malam
mereka dapat giliran
menemaniku tidur... tapi setelah mendapat jatah batin tentunya.
Suster mungil ini bernama Ratih
dan malam itu kami tidur
berdekapan mesra sekali seperti
pengantin baru dan sama-sama
polos... sampe jam 4 pagi... dia minta jatah tambahan... dan
kamipun bermain one on one
( satu lawan satu, ngga'
keroyokan kaya' semalem ).
Hot sekali dia pagi itu... karena
kami lebih bebas... tapi yang kacau adalah udahannya... aku
merasa sakit karena lukaku
berdarah lagi... jadi terpaksa
ketahuan dech sama yang lain
kalo ada sesi tambahan... dan
merekapun rame-rame mengobati lukaku.... sambil
masih pengen lihat meriam
dasyat yang meluluh lantakkan
tubuh mereka semaleman.
Abis gitu sekitar jam 5 aku
kembali tidur sampe pagi jam 7.20 aku dibangunkan untuk
mandi pagi. Mandi pagi dibantu
oleh suster Dewi dan sempat
diisep sampe keluar dalam
mulutnya... nah suster Dewi ini
yang kulitnya hitaman semalam. Nama mereka sering aku dapat
setelah tubuh mereka aku dapat. Hari kedua Pagi jam 10 aku dibesuk oleh
Dian dan Mita... mereka
membawakan buah jeruk dan
apel... aslinya sich aku ngga
demen makan buah... setengah
jam kami ngobrol bertiga. sampe suatu saat aku bilang pada Dian "
aku mo minta tolong Ian...
kepalaku pusing... soalnya aku
dari semaleman ngga' dapet
keluar... dan aku ngga' bisa self
service " demikian kataku membuka acara... dan akupun
bercerita sedikit kebiasaanku
pada Dian dengan bumbu
tentunya. Aku cerita kalo biasa
setiap kali mandi pagi aku suka
onani kalo semalemnya ngga' dapet cewec buat nemenin
tidur... dan sorenya juga suka
main lagi... Dian bisa maklum
karena aku dulu sempat samen
leven dengan Nana temannya
yang hyper sex selama 8 bulan lebih... dia juga tahu
kehidupanku tidak pernah sepi
cewec. Dengan dalih dia mo
bantu aku karena hal ini
dianggap sebagai bales jasa
menyelamatkan jiwa kakaknya... yang aku selamatkan dari
keroyokan kemarin... sampe
akhirnya aku sendiri masuk
rumah sakit. Dia minta Mita adiknya keluar
dulu karena malu, tapi Mita tau
apa yang akan dilakukan Dian
padaku... karena pembicaraan
tadi di depan Mita. Sekeluarnya
Mita dari kamar... Dian langsung memasukkan tangannya dalam
selimutku dan mulailah dia
meremas dan mengelus
meriamku yang sedang tidur...
sampe bangun dan keras sekali...
setelah dikocoknya dengan segala macam cara masih belum
keluar juga sedang waktu sudah
menunjukkan pukul 10.45
berarti jam besuk tinggal 15
menit lagi maka aku minta Dian
menghisap meriamku. Mulanya dia malu... tapi dikerjakannya
juga... demi bales jasa kaya'ya...
atau dia mulai suka ? Akhirnya keluar juga spermaku
dan kali ini tidak diselimut lagi
tapi dalam mulut Dian dan ini
pertama kali Dian meneguk
spermaku... juga pertama kali
teman kuliahku ini ngisep punyaku... kaya'nya dia juga
belum mahir betul... itu
ketahuan dari beberapa kali aku
meringis kesakitan karena kena
giginya.
Spermaku ditelannya habis... sesuai permintaanku dan aku
bilang kalo sperma itu steril dan
baik buat kulit... benernya sich
aku ngga' tau jelas... asal
ngomong aja dan dia percaya...
setelah menelan spermaku dia ambil air di gelas dan
meminumnya... belum biasa kali.
Aku tengok ke jendela luar saat
Dian ambil minum tadi...
ternyata aku melihat jendela
depan yang menghadap taman tidak tertutup rapat dan aku
sempat lihat kalo Mita tadi
ngintip kakaknya ngisep aku... Jam 11.05 mereka berdua pamit
pulang... selanjutnya aku aku
makan siang dan tidur sampe
bangun sekitar jam 3 siang. Dan
aku minta suster jaga untuk
memindahkanku ke kursi roda... sebelum dipindahkan aku diobati
dulu dan diberi pakeaian seperti
rok panjang terusan agak
gombor. dengan kancing banyak
sekali di belakangnya.
Pada saat mengenakan pakaian tersebut dikerjakan oleh dua
suster shift pagi... suster Atty
dan suster Fatima, pada saat
mereka berdua sempat melihat
meriamku... mereka saling
berpandangan dan tersenyum terus melirik nakal padaku... aku
cuek saja... pada saat aku mo
dipindahkan ke kurasi roda aku
diminta untuk memeluk suster
Fatima... orangnya masih muda
sekitar 23 tahunan kira-kira... rambutnya pendek... tubuhnya
sekitar 159 Cm... dadanya
sekitar 34 B... pada saat
memeluk aku sedikit
kencangkan sambil pura-pura
ngga' kuat berdiri... aku dekap dia dari pinggang ke pundak
( seperti merengkuh ) dengan
demikian aku telah menguncinya
sehingga dia tidak dapat
mengambil jarak lagi dan
dadanya pas sekali dipundakku... greeng... meriamku setengah
bangun dapat sentuhan tersebut.
" Agak tegak berdirinya Mas...
berat soalnya badan Masnya "
kata suster Fatima.
Akupun mengikut perintahnya dengan memindahkan tangan
kananku seakan merangkulnya
dengan demikian aku makin
mendekatkan wajahnya ke
leherku dan aku dorong sekalian
kepalaku sehingga dia secara ngga' sadar bibirnya kena di
leherku... sementara suster Atty
membetulkan letak kursi roda...
aku lihat pinggulnya dari
berlakang... wah... bagus juga
ya... Suster Fatima bantu aku duduk
di kursi roda dan suster Atty
pegang kursi roda dari
belakang...pada saat mo duduk
pas mukaku dekat sekali dengan
dada suster Fatima... aku sempetin aja desak dan gigit
dengan bibir berlapis gigi ke
dada tersebut... karena beberapa
terhenti aku dapat merasakan
gigitan itu sekitar 2 detikan
dech... dia diam saja... dan saat aku sudah duduk.... dan suster
Atty keluar kamar... " Awas ya...
nakal sekali " kata suster Fatima
sambil mendelik. Aku tau dia
ngga' marah cuman pura-pura
marah aja " Satunya belum Sus " kataku menggoda... " Enak aja...
geli tau ? " jawabnya sewot. "
Nanti saya cubit baru tau "
lanjutnya sambil langsung
mencubit meriamku... dan terus
dia ngeloyor keluar kamar dengan muka merah... karena
meriamku saat itu sudah full
standing karena abis nge-gigit
toket... jadi terangsang... " Sus...
tolong donk saya di dorong
keluar kamar " kataku sebelum sempat suster Fatima keluar
jauh. Diapun kembali dan
mendorongku ke teras kamar...
menghadap taman. Aku
bengong di teras... sambil
menghisap rokokku... di pangkuanku ada novel tapi
rasanya males mo baca novel
itu... jadinya aku bengong saja
sore itu di teras sambil
ngelamun aku mikirin rencana
lain untuk malam ini... mo pake gaya apa ya ? Tiba-tiba aku dikejutkan dengan
telapak tangan yang menutup
mataku... saipa ini ? Kok
tanyannya halus... dingin dan
kecil... " Siapa ni ? " kataku...
Terus dilepasnya tangan tersebut dan dia ke arah
depanku... baru kutau dia Mita
adik Dian. Kok sendirian ? " Mana
Mita ? " tanyaku... " Lagi
ketempat dosennya mo ngurus
scripsi " jawab Mita. " Jadi ngga' kesini donk ? " tanyaku
penasaran.
" Ya ngga' lah... ini saya bawain
bubur buatan Mama " katanya
sambil mendorongku masuk
kamar... dia letakkan bubur itu di atas meja kecil samping
ranjang.
Terus kami ngobrol... sekitar 10
menit sampe aku bilang " Mit...
ach ngga' jadi dech... " kataku
bingung gimana mo mulainya... maksudku mo jailin dia untuk
ngeluarin aku seperti yang
dilakukan kakaknya pagi tadi...
bukankah dia juga udah ngintip...
kali aja dia pengen kaya'
kakaknya... mumpung lagi cuman berduaan...
" Kenapa Kak ? " aku tak
menjawab hanya mengernyitkan
dahi saja...
" Pusing ya ? " tanyanya lagi. "
Iya ni... penyakit biasa " kataku makin berani... kali bisa...
" Kak... gimana ya ? Tadi khan
udah ? " katanya mulai ngeti
maksudku... tapi kaya'nya dia
bingung dan malu... merah
wajahnya tampak sekali. " Mit... sorry ya... kalo kamu
ngga' keberatan tolongin Kakak
donk... ntar malem Kakak ngga'
bisa tidur... kalo... " kataku
mengarah dan sengaja tidak
menyelesaikan kata-kataku supaya terkesan gimana gitu....
" Iya Mita tau Kak... dan kasihan
sekali... tapi gimana Mita ngga'
bisa... MIta malu Kak... "
" Ya udah kalo kamu keberatan...
aku ngga' mo maksa... lagian kamu masih kecil... "
" Kak... Mita ciumin aja ya...
supaya Kakak terhibur... jangan
susah Kak... kalo Mita sudah
besar dan sudah bisa juga mau
kok bantuin Kak Jossy kaya tadi pagi " kata dia sambil mencium
pipiku.
" Iya dech... sini Kak cium kamu
" kataku dan diapun pindah
kehadapanku. Dia membungkuk
sehingga ada kelihatan dadanya yang membusung... aduh....
gila... usaha harus jalan terus ni...
gimana caranya masa bodo...
harus dapet... aku udah pusing
berat.
Dan Mitapun memelukku sambil membungkuk... aku cium
pipinya, dagunya... belakang
telinganya kadang aku gigit
lembut telinganya... pokoknya
semua daerah rangsangan... aku
coba merangsangnya... ciuman kami lama juga sampe nafasnya
terasa sekali di telingaku.
Tangaku mencoba meremas
dadanya... diapun mundur... mo
menghidar...
" Mit... gini dech... aku sentuh kamu saja... ngga' ngapain kok...
supaya aku lebih tenang nanti
malem "
" Maaf Kak... tadi Mita kaget...
Mita ngerti kok... Kak Joss gini
juga gara-gara Mas Anton " jawabnya penuh pengertian...
atau dia udah kepancing ?
Diapun kembali... mendekat dan
kuraih dadanya... aku
remas...dan dia kembali
menciumku... dari tadi tidak ada ciuman bibir hanya pipi dan
telinga... saling berbalasan...
sampe remasanku makin liar dan
mencoba menyusup pada
bajunya... melalui celah kancing
atasnya. Tangan Mita mulai turun dari
dadaku ke meriamku... dan
meremasnya dari luar...
" Aduh... enak sekali Mit... terusin
ya... sampe keluar... biar aku
ngga' pusing nanti " kataku nafsu menyambut kemajuannya.
Lama remasan kami
berlangsung... sampe akhirnya
Mita melorot dan berjongkok di
depanku dan menyingkap
pakaianku... dia mulai mo mencium meriamku... dengan
mata redup penuh nafsu dia
mulai mencium sayang pada
meriamku.
" Masukin saja Mit... " kataku.
Mitapun memasukkan meriamku dalam mulut mungilnya... sulit
sekali tampaknya... dan penuh
sekali kelihatan dari luar... dia
mulai menghisap dan aku bilang
jangan sampe kena gigi...
Tak perlu aku ceritakan proses isep-isepan itu... yang pasti saat
aku ngga' tahan lagi... aku tekan
palanya supaya tetap nancep...
dan aku keluarkan dalam mulut
mungil Mita... terbelalak mata
Mita kena semprot spermaku. " Telen aja Mit... ngga' papa kok "
kataku...
Diapun menelan spermaku... lalu
dicabutnya dari mulut mungil
itu... sisa spermaku yang meleleh
di meriamku dan bibir mungilnya dilap pake tissue...
dan dia lari ke kamar mandi....
sedang aku merapikan kembali
pakaianku yang tersibak tadi. Ada orang datang... kelihatan
dari balik kaca jendela... " Sorry
Joss... aku baru bisa dateng
sekarang... ngga' dapet pesawat
soalnya " kata Bang Johnny yang
datang bersama dengan kak Wenda dan Winny...
" Iya ini juga langsung dari
airport " kata Kak Wenda.
" Kamu kenapa si... ceritanya
gimana kok bisa sampe kaya'
gini ? " tanya Winny... " Lha kalian tau aku di sini dari
mana ? " tanyaku bingung.
" Tadi malem kami telpon ke
rumah ngga' ada yang jawab
sampe tadi pagi kami telpon
terus masih kosong " kata Kak Wenda.
" Aku telpon ke rumahnya
Donna yang di Kertajaya kamu
ngga' di sana... aku telpon
rumahnya yang di Grand Family
juga kamu ngga' ada, malah ketemu sammy di sana " kata
Winny.
" Sammy bilang mo bantu cari
kamu... terus siang tadi Donna
telpon katanya dia abis nelpon
Dian dan katanya kamu dirawat di sini dan dia cerita panjang
sampe kamu masuk rumah sakit
" kata Winny lagi.
Mereka tuh semua dari Jakarta
karena ada saudara Kak Wenda
yang menikah... dan rencananya pulangnya kemarin sore...
pantes Kak Wenda telpon aku
kemarin mungkin mo bilangin
kalo pulangnya ditunda. Malah
dapet berita kaya' gini.
Mita keluar dari kamar mandi yang ada dalam kamarku itu
kaget juga tau banyak orang ada
di sana dan dia kaya'nya kikuk
juga...
Setelah aku perkenalkan kalo ini
Mita adiknya Dian dan kemudian Mita pamit mo jenguk kakaknya
diruang lain.
Kamipun ngobrol seperginya
Mita dari hadapan kami. Winny
memandangku dengan sedih...
mungkin kasihan tapi juga bisa dia cemburu sama Mita...
ngapain ada dalam kamar mandi
dan sebelumnya cuman
berduaan aja sama aku di sini. Selanjutnya tidak ada cerita
menarik untuk diceritakan pada
kalian semua... yang pasti
mereka ngobrol sampe jam 5.20
karena minta perpanjangan
waktu dan jam 5 tadi Mita datang lagi cuman pamit
langsung pulang. Malamnya
seperti biasa... kejadiannya sama
seperti hari pertama... mandi
sore diisep lagi... kali ini sustenya
lain... dia suster Fatima yang sempet aku gigit toketnya tadi
siang. Dan malemnya aku main
lagi... dan tidur dengan suster
Wiwik... suster Anna off hari
itu... jadi waktu main cuman
suster Wiwik, suster Ratih dan suster Dewi...